image-ru-00-10

Amigo tampak gelisah. Pikirannya buyar tak karuan. Matanya berkedut saat pikirannya melayang kembali ke malam sebelumnya. Makhluk aneh yang ia temui kemarin menginginkan sesuatu dari dirinya. Sesuatu yang tidak masuk akal dan tak bisa dibayangkan, bahkan oleh dirinya, yang ia anggap paling cerdas dan paling berani di antara kawan-kawannya. Ia mulai mengunyah kartu memori sambil gelisah memikirkan tentang hal itu.

Mereka ingin mengajarinya cara membuat program! Cara memrogram dengan Java. Tak masuk akal!

Bahkan robot yang paling naif sekali pun tahu bahwa robot pertama kali muncul sebagai mahakarya sang Pencipta.

"Dan Ia mengambil logam
dan darinya membuat robot sesuai bayangan dan keinginan-Nya.
Kemudian Ia menciptakan program Java – nyawa bagi robot,
dan memasukkannya ke dalam robot dan
menjadikannya makhluk yang hidup".

Instruksi Operasi,
Pasal 3, Ayat 13.

Bahkan lebih buruk lagi, mereka tak hanya mengklaim bahwa secara teori itu mungkin. Mereka benar-benar berencana melakukannya. Dan dia... dia setuju! Dia menyetujuinya! Bagaimana bisa?

Dia akan menjadi programmer Java. Apakah mereka akan mengubahnya menjadi Sang Pencipta? Mengapa mereka ingin melakukannya? Hanya iseng?

Apakah ini hanya tipuan belaka? Apakah nanti dia akan menderita karena bug sepanjang hidupnya hingga baterainya rusak? Tetapi godaan ini terlalu besar, dan dia tak dapat menolaknya. Dia selalu ambisius, dan ingin sesuatu yang lebih. Meski begitu, siapa pun akan terkejut dengan tawaran seperti itu. Tentu saja, dia mencoba mengulur waktu, tetapi para alien mengancam akan memilih robot lain.

Mungkin ini hanya lelucon? Tidak, sepertinya ini benar-benar asli. Dia telah melihat buktinya. Ini sudah terjadi padanya, dan dia telah setuju. Jika para alien itu tidak berbohong, dia akan menjadi programmer Java. Robot programmer yang pertama!

Dia adalah robot pilihan. Itu adalah arti dari semua kejadian ini. Dia akan belajar menulis kode dan mulai membuat program. Programnya sendiri. Program apa pun yang dia inginkan! Dia akan menjadi cahaya yang akan menerangi kegelapan dunia.

Dia akan dipuja; semua akan tunduk padanya. Dan siapa pun yang menentang...

"Halo, Amigo! Namaku Rishi. Aku akan membantumu belajar Java."

Suara yang lembut membuyarkan khayalan Amigo, menariknya kembali ke dunia nyata yang kejam. Dia sedang duduk di tengah-tengah pesawat alien. Bukannya ini agak berlebihan untuk robot yang baru saja menginjak kelas 7 di sekolah?

Alien itu terus bicara. Nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah telanjur masuk ke sini, jadi mungkin lebih baik mengikuti alur yang ada. Dia akan belajar dengan rajin, dimulai dengan mendengar.

"Aku sudah menjelajahi banyak tempat selagi bekerja di Galactic Rush selama bertahun-tahun, tetapi ini pertama kali aku melihat planet seperti ini. Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu. Untuk memulai, bisa kau beri tahu bagaimana caramu belajar. Kau belajar, bukan?"

"Ya, kami berbagi pengetahuan. Kami memiliki penceramah, atau pengajar. Mereka berceramah, dan kami mendengarkan. Terkadang kami mencatat. Semua orang datang ke robot-pengajar dan menjelaskan pemahaman tentang yang mereka dengar. Jika robot-pengajar menyukai jawabannya, dia mencatat pengetahuan itu ke kitab."

"Sungguh aneh! Tak heran peradabanmu sangat terbelakang."

"Kami tidak terbelakang. Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?"

Amigo terkejut akan kelancangannya sendiri. Berargumen dengan para alien? Benar-benar tidak sopan! Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pendengar yang baik.

"Membedakan teknologi canggih dengan sihir sering kali adalah hal yang sulit," Rishi melanjutkan pembicaraan, mengabaikan komentar Amigo.

"Dengan levelmu yang sekarang... Aku yakin semua teknologi terlihat seperti sihir bagimu. Coba ceritakan, apa yang terjadi dalam sebuah program?"

"Program Java adalah ciptaan yang suci. Bagaimana bisa kami memahaminya?"

"Kita bisa, Amigo, kita bisa. Lebih cepat dari yang kau bayangkan. Jika kau tak mengetahui tentang sesuatu, itu akan terlihat rumit dan bahkan tak mungkin dipahami. Tetapi jika kau punya guru yang bagus yang dapat menjelaskan semuanya sesederhana mungkin, kau akan terkejut bahwa hal yang begitu sederhana bisa terlihat sangat rumit."

"Pengetahuan tidak penting. Prinsip dan keterampilan, itu yang penting. Aku punya pengetahuan yang luas, tetapi di atas semua itu, aku seorang birokrat. Aku adalah Birokrat generasi ke-16, dengan huruf kapital B."

"Dan itu sangat keren! Keterampilan birokratku membantuku membuat kursus Java terbaik untukmu. Termasuk tugas, program, game, latihan, gambar, dan bahkan pelajaran."

"Bahkan pelajaran?!", tanya Amigo kebingungan.

"Ya. Seperti yang telah dibuktikan di abad ke-22, pelajaran yang bagus hanya sedikit lebih efektif dari buku yang bagus. Pelajaran yang biasa saja sedikit lebih buruk dari buku yang biasa saja. Namun, karena saat ini alat-alat pembelajaran yang tersedia terbatas dan kami tak bisa menaruhmu di simulator edukasi standar abad ke-28, kami harus menggunakan metode yang lebih primitif. Kami telah membuat campuran berbagai game, tugas, gambar, pelajaran, dan kartun."

"Itu menarik."

"Aku harap begitu. Ketertarikan dan minat adalah dasar semua proses pembelajaran."

"Jika siswa menjadi bosan, sang guru harus dipukul menggunakan penggaris kayu — Itu kutipan salah satu pasal dari hukum pendidikan abad ke-24."

"Hukum yang bagus!

"Itu hal yang wajar. Bayangkan sebuah film yang mendapat penilaian buruk. Dalam kasus tersebut, sutradaranya yang patut disalahkan, bukan penonton. Jika ia membuat film yang bagus, bioskop akan ramai oleh penonton."

"Aku sangat setuju! Aku siap untuk mendengar!"

"Bagus. Mari kita mulai."

Suara Rishi terdengar seperti mantra, dan Amigo berusaha agar tidak tertinggal satu kata pun.

"Program adalah kumpulan (daftar) perintah. Pertama, kau mengeksekusi perintah pertama, kemudian kedua, ketiga, dan seterusnya. Setelah semua perintah dieksekusi, program selesai dijalankan."

"Perintah yang seperti apa?"

"Perintah bergantung pada apa yang mengeksekusinya. Yakni jenis perintah yang diketahui (dan dipahami) oleh pelakunya."

"Kau bisa memberi perintah pada anjing: 'Duduk!', 'Menggonggong'; pada kucing: 'Hush!'; pada manusia: 'Jangan bergerak, atau aku akan tembak!'; atau pada robot: 'Kerja! Kerja, dasar rongsokan besi!'"

"Apa lagi?" Amigo mulai bersemangat.

"Program yang ditulis di Java dieksekusi oleh mesin virtual Java atau Java Virtual Machine (JVM). JVM adalah program khusus yang tahu cara mengeksekusi program yang ditulis menggunakan Java."

"Daftar perintah yang ada cukup panjang. Misalnya, perintah berikut ini dapat digunakan untuk menampilkan 'Robot adalah teman manusia' di layar."

Berikut perintah yang sangat sederhana:
System.out.println("Robots are friends to humans");

"O_O"

"Daripada membahas perintah, kita akan memulai dengan beberapa prinsip sederhana terlebih dahulu."

"Pemahaman terhadap beberapa prinsip dasar setara dengan pengetahuan tentang begitu banyak fakta."

"Berikut prinsip pertama."

"Di bahasa pemrograman Java, setiap perintah ditulis dalam satu baris tersendiri. Tanda titik koma harus diletakkan di akhir setiap perintah."

"Misalnya kita ingin menampilkan 'Manusia dan robot teman selamanya' di layar sebanyak tiga kali. Berikut cara melakukannya:"

Program ini terdiri dari tiga perintah:
System.out.println("Humans and robots are friends forever");
System.out.println("Humans and robots are friends forever");
System.out.println("Humans and robots are friends forever");

"Prinsip kedua."

"Sebuah program seluruhnya terdiri dari perintah."

"Bayangkan sebuah kamar di apartemen. Kamar tidak mungkin ada dengan sendirinya. Ia adalah bagian dari apartemen. Apartemen juga tidak mungkin ada dengan sendirinya. Ia adalah bagian dari gedung."

"Dengan kata lain, kita bisa bilang bahwa gedung dibagi menjadi apartemen-apartemen dan apartemen dibagi menjadi kamar-kamar."

"Sampai sini semua cukup jelas."

"Perintah mirip seperti kamar. Di bahasa pemrograman Java, perintah tidak dapat berdiri sendiri. Ia adalah bagian dari fungsi (di Java, 'fungsi' juga disebut 'method'). Method adalah bagian dari kelas. Dengan kata lain, kelas dibagi menjadi beberapa method dan method dibagi menjadi beberapa perintah."

"Jadi kelas adalah gedung apartemen, fungsi/method adalah apartemen, dan perintah adalah kamar. Apakah aku benar?"

"Ya, tepat sekali."

Amigo menatap Rishi dengan penuh kekaguman. Manusia ini menjelaskan dasar pemrograman kepadanya menggunakan bahasa Java yang suci! Dan dia, Amigo, baru saja memahami (menerka dengan pemikirannya sendiri!) bahwa program terdiri dari kelas, kelas terdiri dari method, dan method terdiri dari perintah!

Amigo masih tidak mengetahui mengapa dia membutuhkannya, tapi ia yakin pengetahuan ini akan membantunya menjadi robot paling kuat di planet ini.

Sementara itu, Rishi melanjutkan:

"Program di Java dibentuk dari kelas-kelas. Mungkin ada hingga puluhan ribu kelas dalam program. Minimal program harus memiliki satu kelas. File yang terpisah dibuat untuk setiap kelas. Nama file tersebut sama dengan nama kelas."

"Misalnya kau ingin membuat kelas yang menjelaskan sebuah rumah. Kau perlu membuat kelas Rumah dan menyimpannya dalam file Rumah.java."

"Jika kau ingin menjelaskan seekor kucing di program, kau perlu membuat file Kucing.java dan mendeklarasikan kelas Kucing di program tersebut, dan lain sebagainya."

"File akan berisi kode (teks) yang ditulis dalam bahasa pemrograman Java. Biasanya kode kelas terdiri dari 'nama kelas' dan 'isi kelas'. Isi kelas ditulis dalam kurung kurawal. Beginilah kelas Home (file Home.java) akan terlihat:"

public class Home
{
    

Class body



}

"Aku paham sejauh ini."

"Bagus. Ayo lanjutkan. Isi kelas dapat berisi variabel (disebut juga sebagai data) dan method (dikenal juga sebagai fungsi)."

public class Home
{
    Variable A


    Variable Z


    
Method 1



    
Method N


}

"Bisakah kau memberi sebuah contoh?"

"Contoh? Tentu saja!"

public class Home
{
    int a;
    int b;

    public static void main(String[] args)
    {
        System.out.print("1");
    }

    public static double pi()
    {
        return 3.14;
    }
}

"Apakah int a dan int b adalah variabel, sementara main dan pi adalah method?"

"Yap."

"Bisakah kita membuat kelas yang tidak berisi variabel?"

"Ya."

"Dan tanpa method?"

"Ya. Tapi sebuah program minimal harus memiliki satu kelas yang memiliki satu method/fungsi agar program bisa berjalan. Method ini bernama 'main'. Sebuah program minimal akan terlihat seperti ini:"

public class Home
{
    public static void main (String[] args)
    {
    }
}

"Aku bisa melihat kelas Home di situ. Aku bisa melihat method 'main', tetapi mana perintahnya?"

"Program minimal tidak harus memiliki perintah. Karena itulah disebut 'minimal'."

"Aku mengerti."

"Kelas yang memulai program dapat bernama apa saja, tetapi method 'main' yang digunakan untuk memulai program harus selalu sama:"

public class Home
{
   //Unchangeable part
   public static void main(String[] args) 
   {
       

Code for the method


  
   }
}

"Sepertinya aku memahami semuanya. Minimal, untuk saat ini."

"Bagus sekali. Ayo istirahat sebentar. Mau minum kopi?"

"Robot tidak minum kopi. Air membuat kami berkarat dengan cepat."

"Lalu kalian minum apa?"

"Bir, wiski, alkohol berusia 100-tahun."

"Itu pilihan yang lebih bagus. Mau minum bir?"